Cara Membuat Herbarium Yang Mudah Dan Teknik Perawatan
Herbarium atau yang juga kerap disebut selaku herbaria merupakan ungkapan baru yang pertama kali dipakai pada tahun 1700 oleh Turnefor untuk menyebut flora obat yang dikeringkan sebagai koleksi.
Dilansir dari berbagai sumber, Luca Ghini, seorang profesor botani di Universitas Bologna Italia, menjadi orang yang pertama kali menjajal eksperimen untuk mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan sekaligus meletakkannya di atas kertas dan mencatatnya selaku koleksi ilmiah.
Baca Juga : Rahasia Cara Merawat Sukulen yang Baik dan Benar
Definisi Herbaria
Secara garis besar, herbaria dibentuk dari spesimen yang sudah menginjak usia, serta tidak terserang penyakit, hama, ataupun kerusakan fisik yang lain. Tumbuhan berhabitus dan semak lazimnya akan disertakan dari ujung batang, daun, bunga, dan juga buahnya untuk dikeringkan. Sedangkan tumbuhan yang berbentuk herba akan diikutsertakan seluruh habitusnya.
Menurut Setyawan dkk (2005), herbaria kering yang banyak dipakai untuk spesimen kering yaitu daun, batang, bunga dan juga akar. Sementara itu, untuk herbaria berair akan memakai spesimen yang cenderung lembek dan berair. Buah-buahan contohnya.
Herbarium menurut Wikipedia merupakan sebuah koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan untuk dijadikan sebagai materi observasi ilmiah. Istilah ini juga merujuk pada ruangan atau bangunan dimana spesimen eksperimen itu disimpan, atau pada lembaga ilmiah yang tidak hanya menyimpannya, namun juga menggunakannya untuk meneliti sesuatu.
Spesimen-spesimen yang digunakan untuk observasi tersebut lazimnya berupa tumbuhan utuh atau hanya sebagian saja. Biasanya tumbuhan tadi berupa kering yang dilekatkan pada selembar kertas. Tapi kembali lagi, itu digantungkan pada bahan yang digunakan untuk membuat spesimen. Jika mau, menyimpannya dalam kotak berisi alkohol atau materi pengawet lainnya pun sah-sah saja.
Nah, spesimen-spesimen yang ada di dalam herbaria tadi kerap digunakan selaku bahan rujukan dalam menjabarkan takson tumbuhan.
Istilah serupa sering dipakai dalam mikologi untuk menerangkan koleksi sejenis dari fungi yang diawetkan, atau umumjuga diketahui sebagai fungarium. Sedangkan xylarium merupakan sebuah herbaria yang dikhususkan untuk penyebutan spesimen kayu. Dan hortorium untuk materi-bahan sumber hortikultura.
Manfaat Herbaria

Herbaria mampu dimanfaatkan sebagai salah satu bahan rujukan untuk mentakrifkan takson dari flora. Ini alasannya herbaria mempunyai holotype untuk flora itu. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, herbaria juga banyak digunakan selaku materi penelitian bagi para andal taksonomi dan jago bunga.
Selain itu, herbaria digunakan untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti halnya survei ekologi, penghitungan kromosom, studi fitokimia, berperan dalam mengungkap kajian evolusi, serta melakukan evaluasi perbandingan biologi.
Dengan kebermanfaatannya yang sungguh besar itu, pasti herbaria menuntut perawatan dan juga pengelolaan spesimen yang diproses dengan baik dan benar.
Baca Juga : Petunjuk Lengkap Cara Merawat Batu Akik Biar Makin Mahal
Cara Pembuatan Herbaria

Untuk mampu membuat sebuah herbaria, beberapa langkah berikut ini bisa ditiru.
1. Tentukan Objek Herbaria
Pada dasarnya, koleksi herbaria mampu dibentuk dengan menggunakan 2 tata cara. Yakni pengawetan dengan cara kering dan pengawetan dengan cara basah. Adapun objek herbarialah yang akan menentukan metode jenis mana yang akan diterapkan pada koleksi herbaria.
Pengawetan basah cenderung dilakukan pada spesimen yang sifatnya lembek dan basah seperti buah, sedangkan untuk herbaria yang diawetkan secara kering akan sering dipakai untuk mengoleksi bagian batang, daun, akar, dan bunga sebuah tanaman.
Apabila seseorang kesengsem untuk melakukan koleksi herbaria, semestinya mengamati beberapa hal penting mirip media koleksi, besaran populasi tumbuhan yang akan dikoleksi dari segi kelengkapan organ-organ tubuhnya dan segi ekologinya, serta materi jenis materi pengawet yang bisa digunakan untuk memperpanjang usia simpan dari herbaria yang hendak dikoleksi tadi.
2. Persiapan Awal
Pada dasarnya, metode pengawetan herbaria dilaksanakan supaya pemiliknya bisa mengoleksi beberapa macam tanaman dalam rentang waktu yang usang. Herbaria yang baik pun mengandung data yang cukup lengkap sehingga membuat lebih mudah penelusuran yang dilaksanakan oleh peneliti.
Agar prosedur herbaria bisa diaplikasikan dengan tepat, maka pastikan apalagi dahulu untuk mengenal bab-bagian tanaman yang mau dibuat herbaria secara rinci. Tumbuhan-tumbuhan yang mau dijadikan sebagai objek koleksi herbaria perlu mendapatkan perhatian serius. Ini alasannya flora sejenis cukup sukar di dapatkan di alam liar, dan persediaannya juga cukup terbatas.
Pengguna mesti sungguh-sungguh menaruh perhatian untuk melaksanakan observasi kepada beberapa jenis tanaman langka. Dari objek koleksi herbaria yang terang, tentu akan mempermudah kita dalam hal persiapan bahan pengawetnya.
Pada sistem pengawetan basah, berbagai macam pengawet yang umum digunakan untuk menambah usia simpan spesimen adalah alkohol, larutan formalin, dan yang lain. Sedangkan untuk pengawetan kering dapat dikerjakan pada media lipatan kertas saja.
Baca Juga : Berbagai Jenis Alat dan Bahan untuk Cara Merawat Kamera
Herbaria Basah
Prosedur pengawetan herbaria berair dijalankan dengan memasukkan bab flora pada larutan yang dianggap bisa memperpanjang usia simpan sebuah flora seperti alkohol atau larutan formalin. Pada tahap ini, peneliti dapat memanfaatkan toples, botol, atau wadah beling untuk mempermudah proses pengawetan yang ada.
Setelah itu, masukkan spesimen tumbuhan yang hendak diawetkan pada media yang sudah disiapkan. Pastikan semoga seluruh bagian tanaman lengkap. Kemudian, masukkan spiritus atau formalin sekitar 4 % dan alkohol dengan kadar 70% hingga menutupi keseluruhan bagian tanaman yang akan dibentuk sebagai herbaria.
Jangan lupa untuk menutup rapat media yang dipakai menyimpan spesimen tanaman tadi. Juga jangan biarkan hadirnya celah udara, sehingga proses penguapan pun tidak akan terjadi. Lengkapi pula data dan aneka macam gosip terkait dengan koleksi herbaria lembap yang sudah dilaksanakan.
Herbaria Kering

Persis mirip namanya, herbaria kering dilakukan dengan memanfaatkan prosedur pengawetan kering. Dalam prakteknya, ada beberapa sistem pengeringan yang mampu dilaksanakan. Tapi akan lebih mudah lagi kalau menentukannya berdasarkan jenis spesimen yang hendak dikeringkan.
Adapun beberapa sistem pengeringan yang biasa digunakan yaitu:
1. Pengeringan Langsung
Pada sistem pengeringan pribadi, spesimen bisa ditaruh pada kertas koran dan di pres menjadi bab yang pipih, kering, serta kandungan airnya menjadi hilang. Spesimen tadi lalu diremas pada media yang dipakai dengan menambahkan bab-bab morfologinya dan identifikasi tanaman tersebut secara rinci.
2. Pengawetan Bertahap
Metode pengawetan ini memakai mekanisme sedikit demi sedikit, sehingga hasil selesai yang diperoleh akan lebih maksimal. Sebelumnya, spesimen akan diawetkan dengan cara dicelup ke dalam air mendidih selama kurang lebih 3 menit. Kemudian, spesimen akan dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran.
Prosedur pengawetan bertahap dilanjutkan dengan mengepres dan mengeringkan spesimen dengan cara dijemur. Atau mampu juga dengan menggunakan bantuan dari peralatan panggangan.
3. Pengawetan Bertingkat
Pengawetan bertingkat dijalankan dengan memakai senyawa alkohol bertingkat untuk memperpanjang waktu penyimpanan herbaria. Spesimen yang mau diawetkan ini perlu dicelupkan pada alkohol bertingkat yang dimulai dari 30%, 50%, 75%, 90%, dan 96%. Tujuan dari dilakukannya pencelupan bertingkat ini adalah menetralisir kandungan air yang dimiliki oleh spesimen.
Setelah itu, spesimen akan diletakkan pada kertas koran, dibiarkan beberapa ketika hingga mengering, dipres, dan berikutnya dijemur. Pada tahap ini, pastikan untuk melengkapi semua data yang diperlukan sebelum menyimpan herbarium. Hal ini menjadi penting alasannya adalah spesimen memiliki sifat yang sungguh rapuh dan gampang rusak. Sehingga akan sulit untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan di lalu hari.
Jangan lupa untuk ikuti pertumbuhan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Komentar
Posting Komentar